Senyum adalah sunnah Sederhana .. Sistem Penerangan Wajah .. Sistem Pendinginan Kepala .. Sistem Pemanasan Hati .. Sistem Sparkling dari Mata .. Sistem Relaxing Pikiran .. Dan Shadaqah yang paling mudah ... Jadi Semoga Allah selalu menjaga u bahagia dan tersenyum.”

Jumat, 16 Desember 2011

AKU BAHAGIA

“Sudah dua belas tahun kita menikah, tapi belum sedikitpun kita bahagia”, kata seorang suami kepada istrinya.



“Maksud ayah?”, sahut istrinya bingung karena tak seperti biasa suaminya bersikap seperti ini.

“Maafkan aku bu, nggak seperti keluarga lainnya yang hidup bahagia dan mapan, selama ini aku belum bisa bahagiakan kamu dan anak-anak, apalagi pekerjaanku seperti ini, hanya seorang tukang sampah keliling di kampung ini”, terang suaminya menjelaskan.



“Maksud ayah, aku dan anak-anak tidak bahagia? Kata siapa begitu? Tidak seharusnya ayah berkata seperti itu. Aku merasa bahagia walaupun keadaan kita susah seperti ini. Ayah seharusnya bersyukur, karena ini adalah nikmat yang diberikanNYA untuk kita. Banyak orang yang bergelimang harta tapi hidupnya tidak bahagia, banyak orang yang kaya tapi hatinya selalu dirundung duka. Mending kita hidup seperti ini Yah, yang penting hati kita tenang dan bahagia. Masih bisa makan walau seadanya, masih bisa menyekolahkan anak-anak walaupun bukan di sekolah yang mahal, dan ayah bisa mengatur waktu untuk beribadah tidak disibukkan dengan urusan dunia. Anggap pekerjaan ayah ini adalah ibadah karena membuat kampung kita jadi bersih.



Tentang pekerjaan Ayah, Ayah boleh bekerja sebagai tukang sampah, tapi bukan berarti pekerjaan yang ayah jalani adalah sampah. Ayah memang mengambil sampah dari masyarakat, tapi bukan berarti ayah adalah sampah masyarakat. Tangan ayah boleh kotor karena sampah, tapi yang penting tangan ayah tidak pernah berbuat kotor atau dosa.



Biarlah orang memandang ayah rentan terkena penyakit, tapi yang penting ayah tidak membuat orang berpenyakit, apalagi itu penyakit hati. Biarlah juga orang lain menghina ayah, tapi yang penting ayah tidak pernah menghina mereka. Jadi ayah harus tetap bersyukur ya dan ikhlas menjalani ini semua.”, jawab istrinya berusaha menenangkan hati suaminya.



“Ya sayang, kamu memang wanita terbaik yang dianugerahkanNYA untukku. Terima kasih ya istriku, ibu dari anak-anakku, hatiku sekarang bisa sedikit lebih tenang.”, sambung suaminya sambil melempar senyum kecilnya.



Istrinya juga ikut tersenyum melihat suaminya tersenyum tanda berkurang kemurungannya. Oh indahnya hidup bila bisa saling menyejukkan dan mengingatkan, apalagi jika dibumbui dengan rasa ikhlas dan syukur, pasti hidup akan terasa jauh lebih indah lagi jadinya.

cintailah istrimu !

cintailah istrimu !


Ada sepasang suami istri mendatangi seorang ustad yang dikenal sangat bijak dalam menuntaskan perkara umat.

Ustad, tolong bantu kami ustad !! Kami sudah menikah selama 20 tahun, lama-kelamaan rasa cinta itu mulai hilang, kini kami sudah tidak saling mencintai, ustad ! Tolong beri kami solusi ?

Ya akhi, cintailah istrimu ! Jawab ustad itu singkat.

Sang suami merasa bingung, justru itulah masalahnya, maka ia mulai mengulangi pertanyaannya :

ustad, kami sudah menikah selama 20 tahun dan kini kami sudah tidak lagi mencintai ?

Ya akhi, cintailah istrimu !! Jawab ustad itu yang kedua kalinya dengan tegas.

Merasa tidak puas lagi dengan jawabannya, ia bertanya lagi :

tapi ustad, saya sudah tidak lagi mencintai istri saya ?

Ya akhi, cintailah istrimu !!!

Kata cinta bukanlah kata benda dan bukan pula kata sifat yang tiba-tiba ada, Tapi cinta adalah kata kerja !

Kata kerja yang harus dikerjakan, diperjuangkan dan terus-menerus diupayakan !!! Jawabnya tegas.

Seorang yang ingin mendapatkan dan merasakan cinta, ia harus berjuang dan berusaha mencintai.

Bagaimana mungkin cinta itu bisa tumbuh jika tidak pernah ditanam dan bagaimana mungkin bisa berbuah jika tidak pernah dipupuk, dirawat dan dijaga. Seorang yang ingin mendapatkan manisnya cinta harus berjuang hingga cinta itu berbuah.

Sungguh sering dari kita menginginkan cinta tanpa berusaha mencintai terlebih dahulu, ingin di dengar tanpa berusaha untuk mendengar, ingin di hargai tanpa berusaha untuk menghargai.

Siapa yang menanam pastilah dia akan memetiknya.

Hidup ini adalah sebab-akibat, tanpa ada sebab tidak akan ada akibatnya.

Yang harus kita lakukan bukanlah take and give Tapi give and take, berikan maka anda akan mendapatkan.

Karena satu biji yang kita taman, pasti akan Allah beri 700 biji atau lebih, karena Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah.

Semoga bermanfaat

Keindahan Keluarga

Keluarga nampak terlihat indah bila kita mampu melewati setiap ujian. Bila mampu melewati setiap ujian dengan bersandar kepada Allah maka menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah. Itulah yang terjadi pada seorang ibu muda yang sudah menikah dua tahun dengan suaminya dan dirinya sedang hamil muda. Ia tidak yakin apakah ia cinta kepada suami atau tidak karena pertama kali mengenal suami waktu kuliah, begitu baik dan banyak pengorbanan yang dilakukan sehingga begitu dirinya lulus kuliah mengajak menikah.



Awalnya waktu itu belum ingin menikah karena ingin menikmati masa muda & membahagiakan orang tua karena mereka hanya hidup dengan berjualan warung kecil dipinggir jalan sampai sekarang tetapi karena merasa tidak enak kepada calon suami akhirnya ia memilih menikah. Sekarang justru menyesal karena melihat orang tua yang harus terus membanting tulang dengan warung kecilnya dan uangnya merasa tidak cukup untuk membantu mereka dan dirinya tidak mampu untuk membantu orang tua, ‘Mas Agus, apa yang harus saya lakukan? Saya ingin bercerai, apakah hal itu lebih baik?



Sore itu ibu muda itu bersama suaminya di Rumah Amalia, saya kemudian menjelaskan padanya bahwa sesungguhnya masalah itu bersumber dari kebingungan dirinya sendiri dalam menentukan sikap. Disatu sisi ia inginkan berbuat baik dengan membantu orang tua dengan memberi materi sementara kemampuannya terbatas. Disisi lain sebagai seorang istri memiliki tanggungjawab mengurus keluarganya sendiri. Bila melalaikan kewajiban utama sebagai seorang istri dengan alasan ingin membahagiakan orang tua tentu saja hal itu tidak dibenarkan. Apakah dengan alasan sudah tidak cinta lagi dengan suami dapat bercerai begitu saja? Lantas bagaimana dengan anak yang dikandungnya? Saya mengajaknnya agar berpikir dengan jernih bahwa apakah yang dilakukan sebenarnya egoisme atau kemuliaan yang mendorong dirinya untuk bercerai dari suami? Bagaimana dengan anak yang dikandungnya, masa depannya masih panjang dan membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Lantas bagaimana dengan suami yang mencintainya setulus hati, tentunya saja hatinya terluka dengan keputusan itu.



Cinta senantiasa akan tumbuh berkembang bila senantiasa dipupuk dan disirami, ia akan bisa menumbuhkan cinta didalam hatinya jika berusaha sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang sempurna, begitupun dengan suami bukanlah manusia yang sempurna, juga bisa melakukan kesalahan. namun jika ia bisa melihat dari sisi kelebihan dan kebaikan maka sebagai istri mampu melihat dari sisi positif. Demikian juga bila ia hanya melihat kekurangan maka yang terlihat hanya negatifnya aja. Niat baiknya untuk membantu orang tua tentu saja bukan berarti kemudian mengorbankan rumah tangganya dan saya mengingatkan agar tidak meremehkan warung kecil dipinggir jalan yang dimiliki orang tuanya sebab pintu rizki terbuka darimana saja. Pekerjaan apapun yang dilakukan oleh orang tuanya adalah pekerjaan mulia dan sebagai orang tua, beliau juga tidak ingin menjadi beban bagi anak-anaknya, usaha yang dilakukan bukan saja untuk mencari nafkah namun juga ada nilai ibadah. Tentunya orang tua mana yang tidak menangis jika mengetahui bahwa anaknya bercerai karena alasan ingin membahagiakan mereka. Orang tua berharap pernikahan anaknya menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah.



Saya menganjurkan kepada pasangan suami istri itu untuk memohon ampun kepada Allah dan untuk tetap menjaga keutuhan rumah tangganya agar dilimpahkan keberkahan oleh Allah. Juga kepada Ibu sebagai istri lebih mendekatkan diri kepada Allah agar anak yang dikandungnya senantiasa dalam keadaan sehat dan kelak menjadi anak yang sholeh. Keinginannya membantu orang tua tentu saja hal itu tetap bisa dilakukan atas persetujuan suami tanpa harus mengorbankan keutuhan rumah tangganya. Pasangan suami istri itu nampak diwajahnya terlihat senyuman. Ada sebuah kelegaan memahami permasalahan rumah tangga yang dihadapinya. Kebahagiaan itu hadir pada diri mereka, tak lupa mereka memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.



‘Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri2 dari jenismu sendiri supaya engkau cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 bagi kaum berpikir.’ (QS. ar-Rum : 21).


Wassalam

teruntuk suami ku

ketika akad itu telah terucap ada sebuah amanah baru yg hrs kita tanggung bersama amanah sbg seorang istri dan suami

sebuah perjanjian yang telah terikrarkan tidak hanya di hadapan penghulu dan orang-orang namun perjanjian yang disaksikan para malaikat dan Alloh pun memberikan amanah kita untuk menjaga perjanjian suci tersebut Ada yg perlu kita perjuangkan bersama-sama mewujudkan keluarga yg sakinah, mawadah, warahmah keluarga yg senantiasa berada dalam keberkahan Alloh..

saat ini dalam usia pernikahan yang masih sangat beru, ibarat akan memasuki sebuah rumah, maka kini kita baru menginjakkan kaki di halaman rumah tersebut kita belum sampai di terasnya, apalagi di dalam rumah tujuan kita tersebut masih banyak langkah yang harus kita ayunkan untuk sampai ke dalam rumah tersebut masih banyak hal yang harus kita lalui untuk sampai pada tujuan kita.

mungkin akan ada banyak godaan dan ujian sebelum kaki ini menapaki teras rumah itu untuk kemudian masuk ke dalam rumah tersebut seperti roda kehidupan yg kadang di atas kadang di bawah bahwa pernikahan tdk selamanya indah, akan ada masa suka dan duka yg datang silih berganti begitupun dengan kehidupan rumah tangga kita, akan ada cobaan yang harus kita lalui ujian dari Alloh untuk membuat kita makin baik kedepannya agar kita makin dewasa dan bijak menghadapi berbagai permasalahan

jangan sampai ujian-ujian tersebut menjadikan kita mundur ke belakang jangan sampai godaan membuat kita mengingkari amanah dari Alloh jangan sampai membiarkan setan tertawa melihat kita, ketika nafsu tlh mengacaukan perjanjian suci tersebut dan semoga cobaan itu tidak akan membuat kita terpisahkan.

hanya dengan memohon petunjuk dan pertolonganNya, kita bisa atasi segala cobaanNya karena tidak ada cobaan yg diberikanNya melebihi kemampuan kita dan pasti selalu ada hikmah dibalik semua ujian yg kita alami skenarioNya pasti adalah yg terbaik begitupun dengan skenarioNya menyatukan kita dalam sebuah ikatan pernikahan engkau adalah yg terbaik buatku, begitupun diri ini adalah yg terbaik buatmu apapun kondisi dan keadaan pasangan kita, ada sisi-sisi kebaikan disana sehingga Alloh menjodohkan kita dalam ikatan pernikahan semoga dengan pernikahan ini, Alloh bukakan pintu-pintu kebaikan.

Alloh telah memandang pernikahan sebagai sebuah ikatan yang sangat tinggi dan suci mitsaqan gholizha (perjanjian yang berat) kita dituntut harus menjaga kehormatan pernikahan ini karena ada kesetiaan yang harus dirawat atas perjanjian suci tersebut tidak hanya kesetiaan pada teman hidup yang telah ikhlas mencintai tapi lebih dari itu, ada kesetiaan kita pada Alloh sebab ketika menikah kita telah mengambil amanah dariNya…

semoga Alloh berikan kekuatan dan kesabaran kita hadapi semua cobaanNya semoga Alloh kekalkan ikatan kasih sayang kita smp hayat memisahkan semoga Alloh memperbaiki hati dan perilaku kita semoga Alloh senantiasa menyatukan kita dalam kebaikan dan semoga Alloh memanggil kita beserta keturunan kita seperti janji dlm Az-Zuhruf:70 “dan masuklah kesurga bersama istri kamu untuk digembirakan” amin

HARAPAN DAN CITA- CITA ADALAH NAFAS KEHIDUPAN


Kadangkala kita sering tersalah faham dalam membedakan antara putus asa dan pasrah.Ini karena implementasasi keduanya hampir sama yang bermaksud berhenti atau menyerahkan apa saja yang bermaksud berhenti atau menyerahkan apa saja yang bakal terjadi pada suratan takdir.Disini terdapat perbedaan situasi antara pasrah dan putus asa,,contohnya,para dokter ingin melakukan pembedahan kepada seorang pasien yang mengidap jantung yang kritikal,namun ahli keluarganya menolak.Mereka menolak bukan karena kesempitan uang ,tetapi mereka sudah pasrah pada ketentuan Ilahi.Akhirnya pasien itu meninggal.Dan situasi lain seorang dokter berunding dengan seorang pemuda yang ayahnya diserang strok,Meskipun keadaan ayahnya sudah kritikal,namun si anak tetap berusaha mengobati ayahnya walau berapapun biayanya,sembuh atau tidak dia pasrah pada Ilahi,seperti yang pertama pasien itu meninggal.

Dari kedua kondisi diatas soal kesembuhan keluarga ini sudah pasrah kepada Allah SWT,dan akhirnya mendapatkan hasil sama kehilangan untuk selamanya.Tetapi ada perbedaan diantara keduanya.Bedanya terletak pada usaha yang maksimal.Ikhtiar yang bersungguh sungguh sebagai memenuhi sunah kauniyah yang digariskan olehNYA.Oleh itu usahalah yang menjadi penentu mana yang layak disebut pasrah/tawakkal dan mana yang disebut putus asa.

Sebelum ikhtiar yang maksimum,semestinya kita menutup rapat rapat kata pasrah.Mari kita renungkan firmanNYA:”Oleh itu sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya,hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya (Surah Al-Kahfi,ayat 110)

Barang siapa yang ingin tercapai hasrat yang mulia,maka beramallah,bergeraklah dan melangkahlah.Kesalahpahaman dalam membedakan dan menentukan keduanya akan membuat seseorang itu menyerah kemudian menamakan sebagai pasrah.Sebenarnya ia masih mampu berlari tapi memilih berhenti,masih mampu berenang ke tepi tapi berdiam diri akhirnya tenggelam.Padahal hidup adalah perjuangan,karena scenario hidup adalah ujian bagi manusia.Sebagaimana firmanNYA :”Dia lah yang telah mentakdirkan mati dan hidup(kamu)-untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu;siapakah diantara kamu yang terbaik amalannya,dan ia maha kuasa(membalas amal kamu),lagi maha pengampun (Surah Al-Mulk ayat 2).

NAFAS KEHIDUPAN

Putus asa. Mengapa dinamakan putus? Mungkin karena asa pengharapan,tujuan dan cita-cita diibaratkan sebagai rantai penggerak dalam jiwa.Ia harus kukuh,kuat dan semakin kuat.Harapan dancita-cita adalah nafas kehidupan.Bukankah sesudah mendaki kita akan menurun?Bukankah dengan airmata juga tercapai sukacita?Cita-citalah yang membangkitkan semangat orang yang mendaki,karena dibalik pendakian aka nada penurunan,menjadikan perjalanan lebih mudah.Kalau tidak karena cita-cita hilanglah nafsu bekerja,berhenti gerak dunia,padam pelita orang-orang bijak bistari.Cita cita pokok pangkal kemajuan,karena makhluk yang bernama manusia saja yang layak mendapat kemajuan,makhluk lain tidak.

Cita-citalah yang menghilangkan rasa sakit,melupakan kepedihan,dan kesulitan.Sebab cita-cita itu sendiri adalah ‘dynamo’ hidup.Jangan diabaikan cita-cita yang tumbuh,pupuklah ia.Baik itu pada burung yang mengangkut rumput selembar-selembar,untuk sarang anaknya.Atau para petani yang bertekun disawah,dibawah cahaya matahari sehingga hitam punggungnya,semua lantaran cita-cita.Cita-citalah tiang kemajuan,tonggak gerak bumi dan menimbulkan nafsu bergerak.Kita bergerak karena ‘percikan-percikan’ api pengharapan yang membakar niat dan tekad.Semakin besar kecintaan kita pada harapan dan cita-cita semakin besar pula percikan api dan tenaga yang dihasilkan.Bertambah kuat pula keberanian,tekad dan semangat menghadapi segala resiko dan tantangan.Semakin gigih pula otak kita bekerja mencari cara,berinovasi dan mengatur strategi agar Berjaya mendapatkannya.Dapatlah kita gantungkan azam/himmah yang tinggi.Himmah yang tinggi berbeda dengan angan-angan yang tinggi,karena angan-angan yang tinggi hanya menyebabkan seseorang pemuda itu ‘menggantang asap’ atau mengelamun,dia tidur di siang hari pada waktu orang lain bekerja keras,dan berangan angan hendak membeli mobil mewah,berangan angan naik pesawat terbang ke New York bertemu gadis cantik Hollywood dsb.Ahkirnya karena terlampau berangan angan tinggi tanpa kerja keras akhirnya pemuda itu,ketaparan.Cita-cita membawa kebesaran dan kemuliaan sedangkan angan-angan merusak dan membawa kejurang kehinaan.

Oleh itu tetaplah berharap,karena seorang muslim tidak akan pernah berhenti mengharap.Dalam setiap amal ibadahnya,ia selalu mengharapkan kasih sayang dan rahmat Tuhannya.Dalam setiap gerak kehidupannya,ia selalu menancapkan tujuan dan cita-cita untuk kebaikannya dan kehidupan.Dan jika harapan pernah terputus,maka sambunglah kembali.Bukankah simpul sambungan akan menjadikan tali semakin kuat?

Terkadang lantaran putus asa yang mendalam,sesetengah orang,jemu dengan kehidupan,bak pepatah “hidup segan mati tak mau”. Seorang mukmin tidak akan mudah berputus asa,walaupun pintu disekelilingnya seakan2 tertutup.

Rasulullah SAW bersabda:”Janganlah salah seorang dari kamu meminta mati karena kesulitan hidup yang menimpanya.Jika perlu ucapkanlah doa seperti berikut ‘Ya Allah panjangkanlah umurku sekiranya hidup ini lebih baik bagiku,dan matikanlah aku sekiranya mati itu lebih baik bagiku”(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Marilah membangun harapan dengan tauladan seperti Sayyidah Hajar yang tetap berlari mencari air,meskipun dalam pandangan hanya ada fatamorgana dan padang pasir saja.Dan seperti Nabi SAW,yang tidak membiarkan malaikat menjatuhkan gunung,walaupun penduduk Thaif menolak nasihat/dakwahnya dengan kasar,Malah baginda tetap menaruh Harapan pada anak dan cucu mereka.

Dengan memperbaiki amalan(usaha)diiringi ibadah/do’a,berarti kita telah mencoba kearah perbaikan agar tercapai harapan dan cita-cita.Harapan umpama aliran darah yang terus mengalir sepanjang Hayat kita.Janganlah kita berputus asa dari Rahmat Allah SWT…… Subhannallah Walhamdilillah waLailahailallah Allahuakbar.

sumber :http://ashid92.wordpress.com/2011/03/12/harapan-dan-cita-cita-adalah-nafas-kehidupan/