Selasa, 15 Juni 2010
pembelajaran tematik
Pengertian pembelajaran tematik menurut Tim Pengembang Silabus (2004) , yaitu “ Strategi belajar mengajar yang mencakup beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini terpadu dalam segi proses, segi waktu, segi kurikulum, dan segi belajar mengajar.
Menurut A. Kamil (2007:17) yang dimaksud dengan pembelajaran tematik “pembelajaran yang memadukan suatu mata pelajaran sekaligus (holistic) dengan tema sebagai payungnya, dalam pelaksanaannya lebih dekat dengan integrated curriculum
Definisi yang lain tentang pembelajaran tematik dikemukakan oleh Dian Sukmara (2007), menurutnya pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa dimana keterpaduan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar
Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan oleh Mamat (2005: 3) Bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik adalah:
“Pola pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kreatifitas, nilai dan sikap pembelajaran yang menggunakan tema. …Pembelajaran terpadu atau terintegrasi yang melibatkan beberapa mata pelajaran bahkan lintas rumpun mata pelajaran yang diikat dalam tema tertentu”.
Pembelajaran tematik ini di kenal juga dengan pembelajaran terpadu, yang pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kejiwaan siswa. Menurut Ujang Sukandi (Mamat,2001:12), pembelajaran terpadu dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa materi pelajaran dalam satu tema. Depinisi lain dikemukakan oleh Atkinson (1989), menurutnya “Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi siswa”.
Langkah apa saja yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik?
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, secara umum menempuh prosedur pelaksanaan pembelajaran sebanyak tiga tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru bidang studi pertama-tama menghitung alokasi waktu yang tersedia dalam satu tahun pelajaran yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah didetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten dan disesuaikan dengan keadaan sekolah (satuan pendidikan). Setelah itu waktu yang tersedia di bagi persemester, setelah didapat waktu persemester kemudian dibagi perindikator. Sehingga didapat alokasi waktu per kompetensi dasar.
Tahap selanjutnya adalah memilih tema yang sesuai dengan struktur kurikulum lintas disiplin, dan sesuai dengan perkembangan usia peserta didik, minat, serta kejadian-kejadian yang aktual yang terjadi di sekitar peserta didik. Sehingga tema yang diangkat dapat menarik minat peserta didik.
Setelah didapat tema yang sesuai kemudian tema tersebut dikembangkan menjadi sub-sub tema yang relevan dengan konsep yang akan di pelajari. Karena pada dasarnya inti dari sebuah tema ini berisi imformasi yang factual yang dapat di wujudkan dalam sebuah objek yang nyata.
Langkah selanjutnya dalam perencanaan adalah menyusun rencana pembelajaran, yang mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung alokasi waktu yang tesedia untuk setiap kali tatap muka
b. Menempatkan materi secara urut dan logis
c. Menyusun rencana pembelajaran, disesuaikan dengan silabus yang telah ada. Dalam hal ini rencana pembelajaran merupakan penggalan-penggalan dari silabus, sehingga dapat di ketahui materi mana yang harus di tuntaskan lebih dahulu. Walaupun sebenarnya dalam pelaksanaannya bersifat pleksibel, artinya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi yang ada.
2. Pelaksanaan
Adapun dalam pelaksanaannya, penerapan pembelajaran tematik PAI di Sekolah Dasar Negri I Gunungsari Ciamis dilakukan dengan langkah – langkah kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal ( Pembukaan )
Kegiatan awal dilakukan untuk menggali pengetahuan atau pengalaman peserta didik mengenai tema yang akan di pelajari, dalam hal ini karena peserta didik masih kelas satu maka di lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : bernyanyi, bercerita, dan kadang dilakukan pemanasan melalui olah raga. Hal ini dilakukan agar menarik minat peserta didik untuk belajar, sehingga dengan dilakukan kegiatan tersebut konsentrasi peserta didik dapat terpusat pada tema yang kana di pelajari.
Pada kegitan awal juga kadang dilakukan dengan tanya jawab tentang pengalaman , kejadian-kejadian yang di alami oleh peserta didik. Dengan cara ini dicari pengalaman atau kejadian yang berhubungan dengan tema yang akan di pelajari. Kemudian kejadian itu diangkat menjadi satu tema, sehingga tema yang diangkat benar-benar berhubungan dengan kejadian nyata yang dialami oleh peserta didik.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam kegiatan pembelajaran lebih di fokuskan pada kegiatan kegiatan dalam upaya mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Mengigat peserta didik masih kelas satu, dan untuk menghilangkan kejenuhan bagi siswa. Maka guru menggunakan pendekatan pembelajaran “belajar sambil bermain” atau “pembelajaran yang Menyenangkan”.
Dalam kegiatan inti guru berupaya pada pencapaian indikator yang sudah di tetapkan, oleh karena itu dalam penyampaian pembelajaran menggunakan metode yang berpareasi sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
c. Kegiatan Penutup.
Kegiatan penutup dilakukan dengan mengungkap hasil pembelajaran, yaitu dengan cara menanyakan kembali materi yang telah disampaikan. Pada kegiatan penutup gurui menyimpulkan matyeri pembelajaran, dan mengungkapkan pesan – pesan penting yang ada dalam pembelajaran.
3.Penilaian
Penilaian yang dilakukan bisa menggunakan cara dan bentuk tes yang disesuaikan dengan kebutuhan , ruang lingkup, materi pelajaran, dan waktu yang tersedia. Adapun cara yang dimaksud meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
Adapun bentuk tes dalam penilaian hasil belajar siswa meliputi :
a. Tes bentuk uraian, baik itu uraian bebas atau uraian terbatas (singkat). Dimana dengan tes ini siswa diharapkan menguraikan pendapatnya berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b. Tes bentuk objektif, dalam bentuk objektif biasanya dilakukan dengan pemberian soal dalam bentuk pilihan baik itu benar – salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
c. Tes bentuk melengkapi. Biasanya dilakukan dengan menghilangkan bagian satu paragrap, sehingga tidak lengkap. Siswa diminta melengkapi paragraf tersebut
guru tinggal memilih tes yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan siswa.
sampai sisi dulu lain kali di sambung lagi bahasannya..
Minat Belajar
Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaranyang mereka ikuti, karena minat selain memusatkan pikiran juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, seperti yang kemukakan oleh The Liang Gie (1983:12) adalah “keriangan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya itu”. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya dan menyenangi materi pelajaran tersebut. Siswa kurang berhasil dalam menerima materi pelajaran itu disebabkan siswa itu tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan.
a. Pengertian Minat Belajar
Ada beberapa pendapat tentang minat, dalam Poerwadarminta (2003:744) minat diartikan sebagai gairah, keinginan dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Para ahli psikologi telah banyak mendefinisikan minat dengan berbagai variasi. Namun pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi satu sama lain.
W.S. Winkel (1983:30) menyatakan bahwa, “minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”. Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat/gairah siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Menurut Slameto (1991:182) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subyek tersebut (Slameto 1991:182). Dalam hal belajar apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tertentu maka siswa tersebut harus menyenangi mata pelajaran tersebut, kemudian siswa akan memperhatikan materi yang diberikan. Kartini Kartono (1990:111) menjelaskan bahwa perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan senang dan suasana hati, dan ditentukan oleh kemauan. Perhatian dianggap sebagai akibat dari kemampuan psikis yang disebut minat. Dalam Crow dan Crow (1988:351) ditunjukkan bahwa minat adalah kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong siswa untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau aktivitas, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri.
Abu Ahmadi (1992:151) mengatakan bahwa antara minat dan perhatian pada umumnya dianggap sama atau tidak ada perbedaan. Memang keduanya hampir sama, dan dalam praktek selalu berhubungan satu sama lain. Apa yang menarik minat dapat menyebabkan adanya perhatian terhadap sesuatu tertentu disertai dengan minat. Lobby Loekmono (1994:62) mengatakan bahwa minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut.
Senin, 14 Juni 2010
TEKNIK PEMBELAJARAN
TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik pembelajaran adalah strategi yang digunakan guru dalam menyajikan materi pelejaran yang disajikan dapat dipahami oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicatat sebaik-baiknya.
Oleh karena itu seorang guru harus mengenal, mempelajari dan menguasai banyak teknik penyajian agar dapat menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sehingga mampu mengupayakan proses belajar mengajar yang optimal.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingseley dalam Sudjana (2005:22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian, dan
3. Sikap dan cita-cita
Sedangkan Gegne membagi
a. Informasi Verbal,
b. Keterampialn intelektual,
c. Strategi kognitif,
d. Sikap, dan
e. Keterampialan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu :
1. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Arikunto (2002:120) membagi hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu :
a. Penegtahuan, siswa mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
b. Pemahaman, siswa memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
c. Aplikasi, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hokum, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
d. Analisis, siswa menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (Synthesis), siswa menggabungkan dan menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru.
f. Evaluasi, siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki
2. Ranah Afektif (affective domain)
Meliputi penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotoris (Psychomotor domain)
Meliputi hasil belajar keterapmpilan dan kemampuan bertindak. Enam aspek yang termasuk kedalam ranah psikomotoris yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative.
Sudjana (2005:23) menyatakan bahwa diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, menurut Purwanto (2004:28) guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Hal ini dikarenakan penggunaan metode tersebut memiliki kaitannya dengan masalah hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil prestest dan Postest. Prestest yaitu tes yang diberikan sebelum pelajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran ( pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan. Postest yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran
Banyak teknik pembelajaran yang selama ini sering digunakan untuk mendapat hasil belajar yang diinginkan. Teknik tersebut Menurut Sudirman (2002:79) diantaranya adalah teknik ceramah, teknik Tanya jawab, teknik pengamatan, dan teknik pembelajaran partisipatif tetapi dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan teknik quantum learning.
INDIKATOR PRESTASI
Dalam proses pendidikan, umumnya para ahli pendidikan mengklasifikasikan tipe hasil belajar siswa menjadi tiga aspek ; yaitu kognitif (pengusaha intelektual), Afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), Psikomotorik (Kemampuan, keterampilan, bertindak, berprilaku). Menurut Nana Sujana (2002:49) ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai ketiganya harus nampak sebagai hidup belajar siswa dari proses pengajaran di sekolah.
Muhibbin Syah (2001:150) menyatakan bahwa pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) terlebih dahulu. Disini penulis hanya akan mengungkapkan indikator-indikator dari tipe hasil kognitif yang menyangkut kepada hasil prestasi siswa dari mata pelajaran pendidikan agama islam sesuai dengan indikator yang akan digunakan dalam penelitian. Diambil dari pendapat Taksonomi Bloom yang dikutip Uzer Usman (2001:34) yaitu : (a) Kognitif pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi), (b) afektif (penerimaan, memberi respon, penilaian, pengorganisasian, karakterisasi). (c) Psikomotor (Peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan).
TEKNIK PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR
Teknik pembelajaran adalah strategi yang digunakan guru dalam menyajikan materi pelejaran yang disajikan dapat dipahami oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicatat sebaik-baiknya.
Oleh karena itu seorang guru harus mengenal, mempelajari dan menguasai banyak teknik penyajian agar dapat menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sehingga mampu mengupayakan proses belajar mengajar yang optimal.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingseley dalam Sudjana (2005:22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian, dan
3. Sikap dan cita-cita
Sedangkan Gegne membagi
a. Informasi Verbal,
b. Keterampialn intelektual,
c. Strategi kognitif,
d. Sikap, dan
e. Keterampialan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu :
1. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Arikunto (2002:120) membagi hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu :
a. Penegtahuan, siswa mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
b. Pemahaman, siswa memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
c. Aplikasi, siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hokum, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
d. Analisis, siswa menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (Synthesis), siswa menggabungkan dan menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru.
f. Evaluasi, siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki
2. Ranah Afektif (affective domain)
Meliputi penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotoris (Psychomotor domain)
Meliputi hasil belajar keterapmpilan dan kemampuan bertindak. Enam aspek yang termasuk kedalam ranah psikomotoris yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative.
Sudjana (2005:23) menyatakan bahwa diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, menurut Purwanto (2004:28) guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Hal ini dikarenakan penggunaan metode tersebut memiliki kaitannya dengan masalah hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil prestest dan Postest. Prestest yaitu tes yang diberikan sebelum pelajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran ( pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan. Postest yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran
Banyak teknik pembelajaran yang selama ini sering digunakan untuk mendapat hasil belajar yang diinginkan. Teknik tersebut Menurut Sudirman (2002:79) diantaranya adalah teknik ceramah, teknik Tanya jawab, teknik pengamatan, dan teknik pembelajaran partisipatif tetapi dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan teknik quantum learning.
Sabtu, 05 Juni 2010
jina dan dosa
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32), artinya semua perkara dan perbuatan yang menyebabkan kita terjerumus kepada perzinaan, kita diperintah untuk menjauhi.
Sahabat, fenomena perzinaan dan perselingkuhan di era ini sungguh sangat memprihatinkan, mulai dari Pusat Kota sampai pelosok Desa, dari Generasi Muda hingga angkatan 45. Baru mulai pacaran sudah selingkuh apalagi kalau sudah nikah.
Namun jika Nafsu telah terbelenggu dan dikuasai oleh Setan, maka iman yang telah kita pupuk sekian puluh tahun akan lenyap juga dalam waktu yang amat singkat. Betapa sering hubungan rumah tangga retak dan hancur karena tidak terkontrolnya dan terjaganya interaksi dengan lawan jenis. Maka berhati-hatilah jangan sampai kisah dibawah ini terjadi dalam keluarga kita.
Sebut saja namanya Shidiq seorang pemuda saleh, Sidiq menikah dengan seorang wanita solehah, Anisah. Mereka berdua berasal dari keluarga agamis, terpandang dan mulia. Kedua belah pihak merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. karena telah dikaruniai pasangan yang sesuai dan cocok dengan hati. Hari-hari yang mereka jalani penuh dengan keceriaan dan kemesraan.
Sidiq kesehariannya bekerja diluar rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Anisah tinggal dirumah sendirian. Untuk menghibur hati sang istri dan teman dikala kesepian Sidiq membelikan Anisah komputer. Komputer tersebut diletakkan didalam kamar dan disambungkan padanya internet. Awalnya Anisah tidak tahu apa-apa tentang komputer. Sidiqlah yang mengajarkan cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya Anisah sudah biasa menggunakan komputer sendiri dengan baik.
Sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah, Anisah memanfaatkan waktunya didepan komputer, mengakses berita dan mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu pun terus berjalan dan kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram. Sehingga sampai pada suatu hari, Anisah masuk ruang chating dan disanalah ia mulai berkenalan dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya jawab tentang nama, tempat tinggal, sehingga karena sudah keasyikan pembicaraan menjadi panjang dan lebar. Telah banyak teman dan kenalan Anisah di ruang chating. Dan setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Anisah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk chating.
Hingga pada suatu ketika, Anisah berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating, namanya Fatih. Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera. Sehingga diantara mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya berkisar tanya nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini terus berlangsung setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka dihati Fatih pada Anisah. Ia mulai bermanis kata dan merayu. Fatih mulai berkata-kata yang membuat tersentuh hati Anisah. Setan pun tak tinggal diam. Membisikkan kedalam hati Anisah hal-hal yang tidak baik. Anisah berusaha untuk menolak dan melawannya. Namun karena mereka chating setiap hari, dengan saling melihat, akhirnya sedikit demi sedikit timbullah dihati Anisah perasaan suka pada Fatih. Sebenarnya Fatih menyukai Anisah hanya karena kecantikan wajahnya saja, rasa suka yang berlandaskan pada hasrat nafsu. Dan akhirnya Anisah juga terpedaya dengan kata-kata dan ketampanan Fatih yang menjadi teman chatingnya setiap hari tersebut.
Chating itupun terus berlangsung. Dan Sidiq tidak menaruh curiga pada Anisah. Karena ia sangat percaya pada Anisah. Dan Anisah pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya. Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Anisah, sehingga setelah ia selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Anisah telah menjalin hubungan gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Fatih sangat marah dan akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Anisah untuk segera bertobat pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. dan meninggalkan pemuda tersebut. Anisah pun mengakui kesalahannya.
Namun, karena hati telah diberikan pada syetan dan hawa nafsu selama ini, Anisah merasa masih sulit menghilangkan bayangan Fatih dari pikirannya. Hatinya telah terpaut pada Fatih. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Anisah menghubungi Fatih lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya pada Fatih dan tentang perasaannya pada Fatih. Rupanya Fatih telah berhasil menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan tersebut, ia mulai merayu dan menggombal. Ia berkata,
"Kalau kamu menyukai dan mencintai saya, tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah darinya! Saya akan datang untuk melamarmu dan kamu akan hidup tentram dan bahagia dengan saya.”
Anisah yang telah goyah dan lemah imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Fatih. Ia telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Fatih dari pada suaminya. Anisah tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.
Akhirnya, Anisah minta cerai pada Sidiq. Dan terjadilah perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Anisah pulang kerumah orang tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian tersebut. Dan mulailah Anisah berhubungan dengan Fatih. Fatih sering datang kerumah Anisah dan terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan mobil mewah yang dimiliki Fatih.
Hari dan minggu terus berganti, namun Fatih belum juga melamar Anisah. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai pada suatu malam, Fatih mengajak Anisah menginap di sebuah hotel dan pada malam itu terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh hasrat nafsu dan syetan.
Hari dan bulan terus berganti, tapi Fatih belum juga datang untuk melamar Anisah. Anisah sangat gelisah dan tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti. Dan sampai pada suatu hari Fatih berkata pada Anisah,
" Wahai wanita yang hina, apakah engkau mengira aku akan menikah dengan wanita seperti dirimu, tidak akan pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu. Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita kotor dan hina, engkau tidak layak menikah dengan pemuda terpandang seperti diriku. Aku yakin, kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau berkhianat lagi. Kalaupun engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu pemuda yang lebih ganteng dan lebih kaya dariku pasti engkau akan meninggalkan diriku, sebagaimana engkau telah meninggalkan suami mu yang baik-baik itu. Dan aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, sekarang pergi engkau dari sisiku! Jangan temui aku lagi, aku tidak mau lagi melihat mukamu, aku sudah muak dengan dirimu."
Anisah pun berlalu pergi dengan membawa luka mendalam di hatinya. Hidupnya telah hancur. Masa depannya telah gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia telah tertipu dan terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya. Kembali pada suami yang pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan keadaan dirinya saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia tidak tahu harus melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada Allah Swt. Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang dilakukan selama ini. Anisah telah menyadari kekeliruannya dan sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan., yah....rumput tetangga kadang terlihat lebih hijau dari rerumputan kita karena bisa jadi kita tidak merawatnya.
Sahabat, Berhati-hatilah dengan perbuatan zina karena zina adalah hutang, coba kita cermati baik-baik nasehat dari Imam Syafi’i
Imam Syafi`i yang mengatakan, “BERHATI-HATILAH DENGAN ZINA, SEBAB ZINA ADALAH HUTANG. BARANGSIAPA YANG BERZINA MAKA TUNGGULAH PEREMPUAN-PEREMPUANNYA (IBU, SAUDARA, ISTRI, ANAK, DLL) AKAN DIZINAHI WALAUPUN LEWAT LUBANG DINDING RUMAHNYA.”
Rasulullah SAW telah bersabda: menceritakan pengalamannya saat diisra`kan:
"Pada malam aku diisra`kan, aku dibawa pergi melihat sekumpulan manusia yang sangat banyak jumlahnya, terdiri dari kaum wanita, ada yang digantungkan pada payudaranya dan ada pula yang digantungkan pada kedua kakinya dalam keadaan terjungkir. Mereka mengeluarkan suara jeritan dan rintihan kesakitannnya. Aku bertanya: 'Hai Jibril, siapakah mereka?' Jibril menjawab:'Mereka adalah wanita-wanita yang suka berzina, tega membunuh anak-anak mereka dan menyerahkan diri mereka kepada selain suami mereka.”
PEGANG ERAT KITAB ALLAH, NISCAYA SETAN TAK AKAN MENDEKAT,
Ikuti Program WAKAF AL-QUR’AN bersama Rumah Yatim Indonesia, info lengkap silahkan klik http://www.rumah-yatim-indonesia.org/